Sabtu, 12 Juli 2014

FANFICTION :



 YOU ARE SO SMART AND I LOVE THAT (PART 3. END)


“Fany-ah…” sebuah suara memanggilku, aku menoleh. Seseorang dibalik kumpulan bunga Daisy pink berdiri tidak jauh dariku, 5 meter saja. Dengan langkah penasaran kuhampiri seseorang itu.
“Who are you? Siapa kamu?” ujarku pelan, dengan takut-takut dan ragu kakiku masih berjalan, meskipun pelan. Aku sudah hampir sampai ketempat seseorang itu berdiri.
“Siapa?” kataku lagi. Seseorang itu masoh bergeming. Aku melihat dengan jelas kini, dia memakai baju polo shirt warna putih bergaris merah, celananya warna khaki. Kakinya terbalut sepatu coklat, sepertinya dari kulit. Tingginya melebihiku, mungkin aku sebahunya, rambutnya legam. Dan astaga, tangannya. Aku mengenali pergelangan tangan itu. Sebuah baret kecil disana.
“Khun??” panggilku. Aku masih menatapnya ragu. Kini kakiku berhenti sekitar dua meter darinya, sengaja menjaga jarak. Perlahan seseorang itu menurunkan kumpulan bunga Daisy pink yang terikat rapi, bukan, itu bukan buket bunga mahal. Hanya sekumpulan bunga yang sepertinya baru dipetik dan terikat rapi.
Perlahan aku mengenali wajahnya, dia tersenyum.
“Apa yang kau lakukan disini Khun? Mau kupanggilkan Sica?” ujarku sambil menahan nafasku. Sedikit cemburu karena menyadari bunga itu pasti bukan untukku.
Dia tersenyum kemudian perlahan-lahan kakinya berjalan kearahku. Kakiku perlahan ikut mundur. Aku takut membuat Sica salah sangka padaku.
“Dont do that, Fany. Seberapa besar lagi kau akan menyangkal? Berapa lama lagi kau akan menyimpan semuanya? Bukankah kau selalu tahu setiap kapal pasti punya pelabuhannya?” ujarnya. Nafasku tertahan, apa maksudnya ini semua?
“Khun… aku… aku…” suaraku terbata-bata mengucap namanya.
Dia tersenyum, tangannya terulur, menyerahkan daisy itu padaku. “Untukmu Fany. Jangan menghindar lagi.”
Perlahan tanganku mengulur menyambut rangkaian Daisy. Mataku nanar, terharu, tentu saja. Bagaimana mungkin aku menolak bunga itu dan mungkin hatinya ada disana.
“Khun, ini maksudnya apa?” tanyaku memastikan. Aku perlu kepastian bukan? aku tidak mau menjadi persimpangan hatinya. Aku hanya ingin kepastian kalau aku diinginkan.
“Fany-ah, masa kamu seperti anak ABG saja, mau di’tembak’ dengan cara yang romantis tapi kekanakan. Sudah jelas kan? Aku ingin memenangkan hatimu. Sekali ini saja.” ujarnya sambil tersenyum
“Tentu saja. Aku tidak mau semua adalah keragu-raguan. Aku hanya ingin kepastian.” ujar Tiffany tegas. Sembari tersenyum.
Nichkhun menatapnya sejenak, kemudian tanpa ragu, dia menghampiri Tiffany dan mraihnya dalam sebuah pelukan hangat dan sebelum Tiffany berkata-kata didaratkan sebuah kecupan manis pada bibirnya. Dikecupnya lembut.
“Semoga dengan begini menjadi jelaslah semua. Aku mencintaimu Fany-ah. Jangan pernah beripikir bawha aku menyukai Jessica lagi. Mengerti?” kata Nichkhun lembut.
Dibalasnya kalimat lembut itu dengan sebuah senyuman, “I do.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar