Minggu, 30 November 2014

Beep Beep Boop -tiing

Tiiing...

Terdengar suara yang begitu indah di telingaku walaupun suara itu membuat air mata dipipiku aku sangat senang mendengar suara itu, entah mengapa aku sangat senang mendengar suara itu, bunyi piano yg ia mainkan. Hanya bisa aku dengar walaupun aku tak bisa melihatnya aku bisa membayangkan bagaimana  ia memainkan pianonya aku sangat senang aku sangat senang mendengarnya dan tidak akan pernah bosan untuk memutarnya dan mendengarkan suara itu lagi dan lagi.

Bisakah aku mendengarnya secara langsung? Bisakah aku melihatnya secara langsung sekarang? TIDAK :'(
Aku sangat senang walaupun hanya mendengar suaranya tanpa harus menatapnya langsung didepanku. Iya, aku senang sekali terima kasih untuk suara piano yg kau mainkan untukku terimakasih banyak..



Jeongmal Geomawo

-ARM 

Sabtu, 15 November 2014

catatan seorang teman :')




Dia benar, Aku harus bisa berdamai dengan semua kenangan tentangnya, seperti dia yang telah berhasil melakukan itu sehingga bukan luka yang menguap ketika kotak memori bermain di kepala.

Dia benar, Aku tidak perlu meredam rindu karena akan sia-sia. Aku tidak perlu takut merindu karena katanya, rindu akan membawa kenangan menjadi selayaknya kenangan, kisah masa lalu yang tidak mungkin dapat terulang.


Dia benar. Dia memang bukan lagi pacarku. Dia sudah menjadi pacar seorang gadis beruntung di luar sana. Tapi, dia selamanya akan menjadi sosok dia - sosok yang selalu bisa menghidupkan ceria, yang selalu bisa menenangkanku, yang selalu bisa menatapku lebih dari diriku sendiri, 'yang tidak dapat di gantikan oleh siapapun'.


Dia, cinta pertamaku, seperti cappucino. Dia menyajikan akhir kisah yg pahit untukku, sementara semua kenangan saat aku bersamanya adalah rasa manis yg tak terbantahkan. Seperti meminum cappuccino, aku harus menelan pahit, baru kemudian dapat mengecap manisnya. Aku harus menerima pahit itu terlebih dahulu, harus menerima bahwa dia tidak lagi bersamaku, kemudian baru bisa mengecap manisnya kenangan saat aku bersamanya, dulu.~




curahan hati 


-Mbak Sella :")

Sabtu, 11 Oktober 2014

Sina Ungkap Empat Alasan Mengapa Luhan EXO Ajukan Tuntutan Terhadap SM Entertainment


Oppa :'(


Setelah berita mengejutkan tentang gugatan Luhan EXO terhadap SM Entertainment, Sina telah menindaklanjuti dengan laporan yang mengungkapkan alasan Luhan telah mengajukan gugatan kontrak dengan SM Entertainment.
EXO-Luhan_1403541020_af_org
Sina kini telah mengungkapkan laporan dengan 4 alasan mengapa Luhan telah mengajukan gugatan kontrak terhadap agensinya, SM Entertainment. Alasannya adalah sebagai berikut:
1 SM Entertainment tidak mampu memberikan rencana masa depan yang baik untuk Luhan.
2 Ada diskriminasi dalam hal perlakuan antara anggota Korea dan Cina
3. pengalokasian sumber daya yang tidak masuk akal.
4. Mengalami masalah kesehatan karena tubuh mengalami kelelahan dan stres.
Sementara rincian spesifik dalam kasus Luhan adalah hal yang unik, namun secara umum, gugatan dan alasan tersebut sangat mirip dengan kasus Hangeng dan Kris (Wu Yifan). Luhan telah lama dilaporkan sakit, mengalami gejala terbangun di tengah malam (insomnia), perasaan tidak nyaman di dada dan sakit kepala terus-menerus. Luhan harus syuting untuk film, dan juga tampil di konser EXO, serta terbang keluar negeri terus menerus.
Luhan meninggalkan permintaan maaf pribadi pada 11 Oktober kepada para penggemarnya melalui Weibo karena tidak hadir di konser EXO di Thailand. Sementara ia tetap berusaha untuk hadir di konser Beijing.
Menurut laporan, SM Entertainment telah mengatur jadwal untuk artis mereka tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dan tidak mendengarkan pendapat mereka, atau mempertimbangkan situasi pribadi mereka. Sebaliknya, SM Entertainment memberitahu para artis setelah jadwal telah diputuskan. Ketika Luhan meminta untuk cuti, SM Entertainment akan menolak permintaan tersebut dan menanggapi bahwa kegiatan telah ditetapkan dan ia harus mengikuti jadwal tersebut.
Luhan juga dilaporkan menyatakan keprihatinan dimana EXO telah mendapatkan popularitas selama bertahun-tahun sejak debut mereka, tidak ada rencana yang solid untuk kemajuan dan pertumbuhan mereka, ia juga mengungkapkan, “Ini adalah lingkungan kerja di mana rasanya seperti [kita] robot di pabrik.”
Sementara Luhan telah menerima permintaan untuk akting dan peluang iklan, namun tak satu pun dari itu telah mencapai negosiasi yang sukses. Sedangkan di antara tahun 2012 – 2013, EXO-K telah memiliki lebih dari 5 proyek, tapi EXO-M tidak memilikinya.


source: Koreaboo

Sabtu, 04 Oktober 2014

Waktuku Telah Habis

Tak pernah kumengerti akan sebuah kisah cinta yang menurutku sangat panjang dan telah melakukan pengorbanan yang amat sangat  tak ada yang salah jika dalam ikatan itu pernah saling menyakiti bahkan dengan air mata...
Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dengan kisah cinta ini, aku hanya manusia biasa yang hanya merasakan, memberi dan mempertahankan cinta ini, walau terkadang pilu namun tak akan indah tanpa kehadirannya...

Jika cinta menyuruhku untuk pergi dari kehidupannya dan itu membuatnya bahagia aku akan melakukannya walau sakit dan tak pernah rela, untuk kebahagiannya aku akan melakukannya, walau harus hatiku yang akan aku korbankan dan pertaruhkan...
Tak pernah kusangka dan tak pernah aku pikirkan jika akan seperti ini akhir kisah cinta, yang kurasa membuat duniaku berwarna kupikir tanpanya tak ada lagi yang menyemangatiku dan membuatku bahagia mungkin keputus asaan yang akan hadir didalam kehidupanku sekarang ini...

Kau mengerti perasaanku? kau mengerti keinginanku?
Namun, yang terjadi beginilah akhirnya semua janji manis dan kisah manis telah ia lupakan, tak kusangka betapa aku sangat mencintainnya dan ingin sekali memilikinya sekarang dan selamanya...
Namun apa ada ya jika telah terucap kata itu darinya dan membuat hatiku hancur, apa yang bisa aku lakukan saat ini? di saat aku sangat membutuhnya dan sangat merindukannya namun, blsan darinya adalah kata "putus"...

Aku ingin saat ini aku tertidur dan saat aku terbangun yang kurasakan ini semua hanya mimpi, karna ini sangat menyakitkan dan membuatku putus asa tuhan...
Salah aku atau dia jika yang aku rasakan memang seperti ini...

Jalani saja kehidupanmu dengan senyuman walau itu sangat menykitkan, biarkanlah kematian yang akan aku hampiri...
Tak akan ada kabar dariku dan tak akan ada lagi kisah hidupku yang selalu memilukan...

curhatan hatiku :'(
mul mul timul -_-

Selasa, 23 September 2014

Choi Won Hong

Ini dia si kecil yang lucu dan tampan :)



 PROFILE Name: 최원홍 / Choi Won Hong 
Profession: Actor 
Birthdate: 2000-Dec-14 
Birthplace: South Korea 
Star sign: SagittariusProfession: Actor Birthdate: 2000-Dec-14 Birthplace: South Korea Star sign: Sagittarius




TV Shows
  • Rooftop Prince (SBS, 2012)  
  • The Women of Our Home (KBS1, 2011)  
  • My Princess (MBC, 2011)  
  • Mischievous Kiss (MBC, 2010)  
  • Running (MBC, 2010)
  • Love and Hate (SBS, 2006)
  • The Queen Returns (KBS2, 2009)
Hometown Legends (KBS2, 2009)

Movies
My Wife is Married (2008)



Sabtu, 12 Juli 2014

Tidakkah Kamu Tahu ? ♥ (˘⌣˘)

Tidakkah Kamu Tahu, Jika Kamu Merasakan Hal-Hal Berikut Berarti Kamu Tengah Mencinta


by: FR:p


Ketika kita mencintai, kita merasa hidup kembali, lahir kembali, dan diutus kembali ke alam yg indah dan penuh pesona :))

Ketika kita mencinta, kita mimpikan sebuah suara yg pernah kita dengar, kita tersenyum karenanya, dan kita rindu akannya :'))

Ketika kita mencinta, kita lebih suka malam, lebih suka begadang dan lebih suka bulan :D

Ketika kita mencinta, kita dapat lebih memahami hidup, memahami diri, memahami orang lain :)

Ketika kita mencinta kini mawar memiliki peran amat besar, dinginnya udara menepati posisi istimewa, dan
telepon pun kini menjadi barang paling di cari =)
Ketika kita mencinta kita menjadi lebih betah menulis dengan penuh hati-hati \, makin asyik bercengkrama bersama huruf-huruf

Ketika kita mencinta tiap kata memiliki harga, semua penting adalah sangat penting, dan kini kita memiliki rasa bahagia yg beda dari biasa :)


Ketika kita mencinta kita mulai gemar menyusun satu-satu sebuah rencana, menjalakan semua dengan sangat cermat dan tak bosan-bosannya mensyukuri keadaan yg ada :))

Ya, seperti itulah menurut saya dan kebanyakan orang :) *maybe
entah apa yg kita rasakan yg jelas semua manusia selalu merasakan hal yg bernama C-I-N-T-A :))

FANFICTION :




I LOVE YOU, MY BUTLER!


Cast :
-          Byun Baekhyun (EXO)
-          Kim Taeyeon (SNSD)
-          Kim Jumyeon a.k.a Suho (EXO)
OST : Peter Pan (EXO)
***
Byun Baekhyun’s POV
Rinai hujan membasahi wajahku yang menengadah menatap langit sore ini. Aku memejamkan mataku menikmati kesegaran titik air yang membasahiku. Aku tersenyum perlahan. Ini mungkin pertanda kan, “Byun Baekhyun.” seru seorang wanita dibelakangku. Aku menoleh padanya dan melambaikan tanganku, “Nuna.” jawabku. Dia berlari kearahku dengan tasnya yang terlihat berat. Belum lagi agenda besar yang dipegangnya.
Aku menyambutnya dan langsung meraih barang bawaannya. “Bagaimana kelasmu hari ini nuna?” tanyaku. Nafasnya yang terengah kemudian cemberut. “Si Suho itu ya semakin lama semakin menyebalkan saja. Dia tadi mendebatku tentang teori inflasi dar makalahku. Dia bilang aku terlalu mengada-ada dan kurang data.” ujarnya berceloteh panjang lebar. Aku tersenyum mengikuti arah pembicaraan dan arahnya berjalan. Dia berjalan dengan menghentakkan sepatu hak tingginya.
“Nuna, jangan banyak marah-marah. Bagaimana jadinya jika nanti kau menyukainya?” ujarku menggodanya. Wajahnya tersipu lalu memerah, dengan cepat dia mengecup pipiku, “Bagaimama aku bisa menyukai orang selain dirimu Byun Baekhyun?” godanya. Aku tertawa. Dan aku menyadari dengan sepenuhnya dia hanya menggodaku. Dia, Kim Taeyeon tidak benar-benar menyukaiku.
Kakinya kembali melangkah dan aku kembali mengikutinya. Dia terlihat menyukai gerimis. Kami berdua sangat suka hujan. Dia menari-nari dibawah hujan, aku tersenyum, hanya itu yang bisa kulakukan.
***
“Byun Baekhyun!” panggil Taeyeon. Dia datang kekelasku sepagi ini. Padahal aku tahu dia tidak ada jadwal hari ini. Aku menoleh, “Kenapa nuna?” tanyaku. Dia menghampiri mejaku, “Jadilah pacarku eoh?” tanyanya. Aku tercekat. Tidak mungkin nyata. “Aku lelag si Suho mengajakku berkencan tiap hari. Katanya aku tidak laku selain denganmu.” tambahnya dengan nada marah. Aku tersenyum. Sesuai dugaanku.
“Kenapa kau tidak terima Suho Hyung saja Nuna? toh jelas-jelas dia menyukaimu kan?” ujarku. Wajahnya memerah, “Aku hanya tidak suka caranya. Aku tahu dia kaya, tapi kan tidak perlu seperti itu juga.” katanya. “Ah nuna. Kau ini dengannya kan setara, kalian sama-sama sosialita yang dengan old money kalian menguasai industri dikorea. Kalian kan sama-sama chaebol.” balasku. “Ya!! Byun Baekhyun, kau benar-benar tak mau jadi pacarku?” tanyanya memotong kalimatku. Aku menggeleng, “Bagaimana mungkin seorang butler menyukai mistress mereka? Maaf nuna.” jawabku. Penyesalan meliputiku. Wajahnya merah padam karena marah, “Kalau begitu berhentilah jadi butlerku dan cintai aku dengan cara laki-laki menyukai petempuan.” teriaknya. Kemudian dia pergi.
Mana mungkin aku bisa mencintai mistressku sendiri? Bagaimana mungkin aku berhenti jadi butlernya? karena jadi butlernyalah satu-satunya cara aku bisa dekat dengannya. Aku menghela nafasku. Aku memutuskan keluar kelas. Bermaksud mengikutinya. Aku menemukannya didepan kelasnya. Tapi dia tidak sendirian. Dia bersama Suho. Dengan mataku sendiri aku melihatnya mencium Taeyeon-ku. Dan Kim Taeyeon dia hanya diam saja.
Aku mengepalkan tanganku. Rasa marahku meluap sudah. Aku tak bisa menahannya. Aku berjalan menghanpiri mereka berdua. Dengan cepat aku menarik tangan Kim Taeyeon. Matanya menatapku kaget. Aku berjalan menuju atap sekolah kami. Tanganku masih menggenggam tangannya. Dia mulai menangis kesakitan. Aku menghempasnya saat kami berada diatap sekolah. Mataku menatapnya masih dengan pandangan marah. Aku menangkap rasa takut, “Byun Baekhyun. Ini apa?” tanyanya lirih disela tangisnya. Aku menghela nafasku.
“Benarkah kau mencintaiku Nuna?” tanyaku. Dia terdiam menatapku tak percaya. “Kalau kau mencintaiku harusnya kau tidak perlu menerima ciuman Suho seperti tadi.” ujarku marah. Dia menatapku dan makin menangis. Impuls aku memeluknya, menekan amarahku dan mencoba menenangkannya. Dia terus menangis dalam pelukanku. Aku menepuk-nepuk punggungnya. Dia balas memelukku. “Aku pikir kau benar-benar tidak.menyukaiku. Aku jadi tidak punya pilihan selain menerima Suho. Selain karena kami dijodohkan.” kalimatnya ini membuatku melepaskan pelukanku.
Aku menyadari benar aku siapa. Aku hanyalah butlernya. Tentu aku tak pantas mencintainya. “Kembalilah nuna. Aku tak pantas menahanmu disini. Tak pantas aku mencintaimu.” ujarku lirih. Rasanya sakit sekali. Dia terisak, “Bisakah kau menciumku sekali ini saja? Setidaknya aku merasakan dicintai orang yang kucintai.” katanya. Dadaku sesak. Aku menahan nafasku, meraih dagunya, menatapnya sebenta “Sarangahe Kim Taeyeon.” ujarku sebelum bibirnya kusentuh. Aku tidak jadi menciumnya. Aku meninggalkannya segera. Aku tidak kuat.
***
Kim Taeyeon’s POV
Aku tahu pada akhirnya dia tidak akan menciumku. Aku tahu dia mencintaiku. Perpisahan yang bahkan tanpa dimulai dengan persatuan. “Saranghae Byun Baekhyun.” aku berujar dengan lirih. Cincin dari Suho tadi tersemat dijari manisku. Aku memangis perlahan. Selesai sudah kisah cintaku yang tak pernah dimulai.
(END)

FANFICTION :



OUR LOVE STORY, START!


based on my imagination during watching Korean-China Friendship Concert
cast : find yourself
***
Author’s POV
Hall yang diubah untuk ruang makan ini terlihat sangat ramai dengan hadirnya lebih dari 5 Boyband dan 2 Girlband di kota ini. Beijing Seasons Hotel merupakan pilihan yang tepat untuk menjamu mereka.
***
Baekhyun’s POV
Aku menatap layar jam tanganku sekilas, sudah pukul 8 malam, tak lama lagi aku akan melihatnya. Dia yang selama ini aku cintai. Tapi bagaimanapun aku tak berani mengungkapkannya.
***
Taeyeon’s POV
Aku berjalan bersampingan dengan kekasihku, Suho. Dia tampak tampan dengan kemeja putihnya.
“Taeyeon-ah, jangan melihatku seperti itu. Nantu semua orang curiga akan hubungan kita.” ujarnya. Kuberanikann diri menggenggam tangannya. Perlukah kupeluk lengannya sekalian?
“Noona, hyung!”
***
Suho’s POV
Baekhyun menghampiriku dengan Taeyeon. Wajahnya tampak cerah. Tapi aku tahu dia menyembunyikan kecemburuannya. Mianhae Baekhyun-ah.. aku tak bisa melepaskan Taeyeon untukmu, karena aku mencintainya dan ingin menghapus luka-luka dihatinya.
***
Kris’s POV
“Bisakah kau tidak lagi flirting pada dua mantanmu seperti di lobby hotel tadi, sayang?” tanyaku pada gadis berambut pirang didepanku. Dia menatapku lalu tersenyum.
***
Jessica’s POV
“Sejak kapan sih kau begini cemburuan, sayang.” rayuku pada laki-laki tinggi didepanku. Dia menatapku. Dari balik bahunya samar-samar aku melihat Taeyeon dengan berani memeluk lengan Suho. Tak jauh dariku berdiri aku malah melihat Yoona memeluk Dobghae. Lalu kenapa aku tidak?
***
Tiffany’s POV
“Yang sabar ya Taec.. Sica seperti itulah kalau sudah sayang pada orang.” ujarku menenangkan Taecyeon-oppa. Sica memang tertinggal otaknya entah dimana, mungkin dikamar? Dikamar mandi? Ah otaknya bisa tertinggal dimana saja kan. Bagaimana mungkin dia berani mencium Kris ditempat seramai ini? Dasar tidak waras!
***
NichKhun’s POV
Aku menyodorkan gelas wine pada Tiffany dan menoleh kearah Taecyeon. Sebenarnya aku kasihan pada Taecyeon karena bagaimanapun dia sangat mencintai Sica. Sayangnya Sica yang amat posesif tidak suka pada sikap Taecyeon yang terlalu baik pada Suzy, junior kami.
“Sayang, mau lihat bintang saja diluar?” tanyaku pada Tiffany, mencoba memberikan taecyeon waktu untuk sendiri. Dia mengangguk mengiyakan.
“Taec oppa.. kami duluan ya. Sudah jangan dilihat lagi sahabatku itu.” ujarnya.
***
Dasom’s POV
Akhirnya Tiffany onnie dan Khun Oppa meninggalkan Taec oppa. Kuberanikan diri untuk menghampirinya. “Oppa… boleh aku berdiri disampingmu?” tanyaku. Dia menatapku lalu tersenyum. Astaga tampannya lelaki ini. “Aku..aku..merasa kita sama-sama sendirian.” Tambahku.
Dia mengangkat gelas winenya dan memberikan senyuman padaku. Jadi aku diterima kan?
***
Luhan’s POV
Aku menatap ruangan makan besar ini. Semua orang tampak bahagia. Tapi aku tidak. Bagaimana aku bisamingle dengan para sunbaes kalau yang sebenarnya aku butuhkan adalah pesan singkat dari dia. Sekali saja kau tidak bisakah mengabariku Shaendy?
***
Sehun’s POV
Tak jauh dariku duduk Luhan hyung berdiri dengan gelisah sambil berkali-kali mengecek ponselnya. Aku tau apa yang dia tunggu dan dia khawatirkan. Kurogoh ponselku, kukirim pesan melalui kakaotalkku.
OhSehun : Shaendy Noona… tidakkah kau ada kesempatan menghubungi hyungku sekali saja?
tidak sampai 5 menit aku mendapat balasannya.
ShaendyZhang : Ah sehun. maaf aku tadi ada pasien. iya aku alan meneleponnya.
Aku tersenyum membacanya. Kumatikan ponselku, kumasukkan sekenanya pada kantong celanaku. Aku menangkap Luhan hyung kini sedang menerima telepon, berati tugasku selesai.
***
Kai’s POV
Luhan beranjak pergi dari tempatnya tadi berdiri disebelahku. Aku menatap Kyungsoo hyung yang berdiri diantara Chanyeol dan Lay. Bagaimana ini, Bomi noona akan segera datang. Bagaimana aku menyampaikan pada hyung? Akan sangat aneh kalau Bomi datang kesini sedangkan APink tak satupun yang diundang dalam acara ini. Aku menggigit-gigit bibirku. Kutekan sebuah nomor.
“Noona, sebaiknya langsung masuk saja deh. Kupikir Hyung akan tetap berada disekitar Chanyeol dan Lay. Akan riskan kalau membawanya keluar.” Suara diseberang terdengar mengiyakan. Kuhela nafasku, Ah seperti ini rasanya ya?
***
Kyungsoo’s POV
Sebuah tangan dingin menyentuh lenganku. Aku berbalik menatap seseorang itu. Mataku terbelalak sempurna. “Bomi-ya…. kenapa disini?” tanyaku. Dia menghambur dalam pelukanku. “Aku rindu padamu Oppa.” ujarnya.
Untung saja ada Chanyeol dan lay, setidaknya tidak ada yang melihat kami berpelukan seperti ini.
***
Chanyeol’s POV
Dasar orang jatuh cinta! Mereka berdua yang tengah berpelukan didepanku ini benar-benar tak sadar mereka sedang ada dimana. Ruanagn penuh begini masih menyempatkan berpelukan? Astaga!
Aku melirik kearah Yixing. Yixing sepertinya mengerti tatapanku karena dia berkata, “Ah… ini nih yang membuatku iri. Seandainya kita punya orang yang kita sukai.” Aku mengangguk miris.
***
Donghae’s POV
Ruangan ini dipenuhi cinta. Dimana-mana aku melihat mereka sedang bersama pasangan masing. Aku? Saat ini sih aku dipeluk pacarku, Im Yoonah.
(END)

FANFICTION :


 HOW I CAN DIDN’T NOTICE YOU


Copyright by Innani Silhouttatia
CAST :
-          Do Kyungsoo (EXO)
-          Luhan (EXO)
-          Kai (EXO)
-          Tiffany (SNSD)
-          Nichkhun (2PM)
-          Shaendy (OC)
-          Eunji (OC)
OST : Peterpan (EXO) and Tinkerbell (SNSD)
***
Entah apa yang ada diotakku sebenarnya. Yang jelas aku selalu merasa gugup saat aku menatap matanya. Dan bodohnya aku selalu cemburu saa perusahaan kami bernaung selalu memasangkannya dengan Luhan Hyung. Aku tahu mereka memang pantas dipasangkan demikian. Keduanya adalah representatif yang tepat masing-masing kelompok kami. Tapi entahlah, aku tak bisa mengendalikan otakku apalagi hatiku.
“Kyungsoo-ya… berkosentrasilah!” tegurnya padaku. Nadanya tidak marah, malah dia tersenyum dengan lembut. Senyuman yang mampu membuatku luluh. Aku menggenggam erat kertas yang kupergunakan sebagai ganti mic. Luhan Hyung kini membawakan partnya. Sebentar lagi dia akan bernyanyi bersamanya. Aishhhh! Aku semakin tidak bisa berkonsentrasi. Aku cemburu!
“Kyungsoo-ya… kau kenapa?” kali ini Luhan Hyung yang menegurku. Aku menatapnya, mana mungkin aku mengatakan padanya kalau aku cemburu. “Anniyo Hyung, hanya saja aku sedikit kelelahan.” ujarku mencari alasan. Luhan hyung menepuk pundakku, “Himnae yaaa Kyungsoo-ya.” ujarnya menyemangatiku.
“Yobbo…” panggil seseorang. Aku kontan menoleh. Laki-laki itu yang paling membuatku cemburu lagi. Dia berlari dengan ceria kearah laki-laki yang memanggilnya. “Oppa…” katanya sambil menyambut uluran tangan laki-laki itu. Dia terlihat sangat bahagia. Senyum yang aku sukai kini merekah untuk laki-laki itu. Laki-laki itu membalasnya dengan senyum. Bahkan senyum keduanya sangat mirip. Sangat cocok.
Laki-laki itu mengeluarkan sekotak berisi kimbab. Bahkan dia menawariku juga. Aku hanya tersenyum kecut, menggeleng dan menolak dengan ucapan terima kasih. Aku bisa membuat yang lebih baik dari itu. Aku sudah cukup puas dipuji oleh dia saat itu. Dia tidak memuji kimbab laki-laki itu kan sekarang? jadi aku lebih baik kan?
“Luhanni….” seseorang memanggil Luhan yang berlatih sendiri. Aku mengenalinya sebagai pacar Luhan hyung dari China yang belajar di Seoul selama satu semester. “Shaendy. Kenapa bisa kesini?” suara Luhan hyung nampak kaget sekaligua bahagia. Astaga. Jadi cuma aku seorang yang tidak punya pasangan? Aku tersenyum kecut sendirian. Aku menarik nafasku. “Tiffany Nuna, Nichkhun Hyung, Luhan Hyung dan Shaendy Nuna.. aku keluar dulu ya. Aku ada janji sebentar.” kataku. Mereka hanya melambaikan tangannya. Dan tentu saja dia tersenyum. Padaku!
Begitu aku keluar ruang latihan, seseorang melingkarkan lengannya dileherku. Aku menemukan senyuman evilnya. “Aku tahu kau sedang cemburu ya Kyungsoo.” katanya sambil menarik hidungku. Aku mengibaskan tangannya. “Ah sudahlah Jongin. Aku cemburu pun bisa apa. Toh sejak awal dia tidak pernah melihatku sebagai namja. Dia kan hanya menyukai Nichkhun Hyung.” jawabku. Jongin terkekeh mendengar jawabanku. “Sama halnya bahwa ada yeojja yang selama ini menyukaimu tapi kau tak pernah menyadarinya ya Kyungsoo.” katanya.
Mataku membulat karena kalimatnya, “Yeojja siapa? Tidak pernah ada yang menyukaiku Jongin-ah. Aku bukan kau yang mudah tebar pesona terutama pada Krystal.” Jongin makin terkekeh dengan jawabanku. “Makanya buka matamu Kyungsoo! Jangan melihat pada Tiffany nuna saja. Lihatlah disana si Eunji tak berhenti menatapmu.” aku mengikuti arah telunjuknya. Menemukan sesosok yeojja yang aku tahu juniorku selama trainee. Jongin terkekeh kemba “Ungg soal aku dengan Krystal. Kau pikir kenapa aku setuju menjadi model untuk MV dan teaser f(x) yang baru eoh? Itu kareba aku tak mau yeojjaku memeluk Namja lain selain aku.” katanya sambil berlalu pergi. Dasar orang gila si Jongin itu. Seenaknya saja mengambil keputusan demikian. Aku melirik yeojja yang menatapku lembut. Eunji ya namanya. Aku berjalan menghampirinya. “Hallo Eunji ya.” sapaku. Dia tersenyum, astaga  senyumnya tak kalah manis ternyata.
(END)

FANFICTION :








THERE IS ALWAYS RAINBOW AFTER HEAVY RAIN



Genre : Romantic, Sad
==========================
Seoul, 25 Juni 2019
Soojong-ah… believe me, there is always rainbow after heavy rain.” Kalimat itu kembali terngiang-ngiang dikepalaku. Air mataku perlahan menitik membasahi pipiku yang memucat. Pantulan bayanganku masih tergambar jelas dari jendela apartemenku yang tertutup. Diluar sana perlahan air hujan menitik dan dibiaskan dengan cahaya matahari sore. Dan pelangipun datang.
***
San fransisco, 25 Juni 2013
“Soojong!!! Wait me please!” seseorang memanggil Krystal dengan sangat antusias. Krystal membalikkan badannya.
“Hurry up!! We almost late!” balas Krystal dengan tersenyum menunggu seseorang itu. Dengan badannya yang cukup bulat dia berhasil menyusul Krystal.
“Kenapa gak nungguin sih?” tanya seseorang itu setelah berhasil menyusul Krystal.
“You should on diet! Perut udah maju, pipi apa bakpao tuh?” ujar Krystal pedas mengindahkan teguran halus seseorang itu.
“Kalau aku kurus, kau mau menikah denganku kan nanti?” tanya seseorang itu.
“Ummm mungkin.” ujar Krystal sambil tersenyum licik. Melihat itu, seseorang itu kemudian berjalan mundur.
Dan tanpa dia ketahui sebuah truk besar menyambut badan bulatnya. Dengan sekejap mata, tidak sampai sepeminuman teh bahkan, tubuh bulat seseorang itu terlempar. Dan Krystal hanya terdiam terpaku. Perlahan matanya yang membulat karena kaget hanya mampu menitikkan air matanya, perlahan namun cukup deras untuk menggambarkan betapa mengerikannya tubuh bulat itu terlempar.
…20 September 2013…
“Soojongi??” sebuah suara wanita memanggilnya. Krystal perlahan menoleh. Membalas senyum wanita itu dengan seceria mungkin.
“Kamu akan meninggalkannya? Benarkah?” tanya wanita itu.
“Iya omonim, aku harus pergi. Beasiswa itu sangat kuinginkan. Lagipula, keluargaku disana, omonim. Maafkan aku. Benar-benar maafkan aku.” ujar Krystal serak. Dia harus menahan air matanya.
“Bibi tau, dia sedang dalam masa vegetative, tapi bagaimana jika dia terbangun dia mencarimu dan kau tidak disana? Dia begitu mencintaimu.” Ujar wanita itu.
Krystal menggeleng, “Aku harus pergi Omonim. Harus. Dia berpesan aku harus mendapatkan beasiswa itu. Aku harus menjalankannya.”
Wanita itu hanya sanggup berurai air mata. Melepaskan. “Soojongi, ada yang harus kuberikan padamu. Saat kau sempat lihat dan bacalah.” ujarnya sambil menyerahkan sebuah CD yang ber-cover gambar menara Eiffel. Krystal meraihnya dan tersenyum.
…5 jam kemudian…
Pesawatnya yang membawanya ke Seoul baru saja take off. Krystal kini menatap San Fransisconya, mengucap selamat tinggal pada seseorang itu. Diraihnya CD yang diserahkan padanya tadi, diputarnya pada SD Player miliknya. Dan kini matanya berurai air mata
***
Dear Soojong, Kelak saat kau mendengar pesan ini itu tandanya aku sudah tidak dapat melihatmu lagi. Aku mempersiapkan segala kemungkinan terburuk.
Seseorang padaku pernah bertanya, apa yang akan kamu lakukan saat kau akan menjelang kematian? Dan aku hanya memikirkan dirimu. Karenanya kubuat pesan ini untukmu.
Soojongi, Aku mencintaimu sejak pertama kali hujan turun dibulan juni. Saat pertama tetesan embun luruh dari dedaunan menyembunyikan pesan malam pada pagi. Jika kau adalah warna jingga, maka engkaulah mentari. Jika engkau adalah air, maka kaulah hujan itu.
Soojongi, jika kau mendengar pesanku ini, jangan ragu untuk menangis, menangislah! Lalu tersenyumlah, tatap mentari atau rembulan disana, tantang mereka, katakan bahwa kau kuat menghadapi kenyataan, bahkan yang terberat sekalipun.
Ah, aku terlalu percaya diri bahwa kau pasti mencintaiku.
Soojong-ah… believe me, there is always rainbow after heavy rain. Maka tersenyumlah. Pelangimu disana.
With Love, Jongin.

***
Seoul, 25 Juni 2019
Aku menatap kembali CD lama itu, posisinya masih sama. Terletak disebelah fotonya. Aku tak beranjak dari tempatku berdiri, bayangan masa lalu itu semakin jelas tergambar dipelupuk matanya.
***
Seoul, 14 November 2013
“Soojoongah….” Seseorang mengetuk pintu kamarnya. Itu kakaknya Jessica.
“Ne, onnie. Kenapa?” pintu bergerak terbuka. Tampak Jessica dengan muka pucatnya berdiri.
“Onnie kenapa?” tanya Krystal penasaran. Jessica berlari memeluknya. Lalu menangis keras dibahunya. Krystal semakin bingung.
“Soojongi, Kim Omonim, dia bunuh diri. Jongin sekarang sendirian dan entahlah dimana dia berada, tubuhnya mengilang begitu saja dari rumah sakit yang merawatnya. Surat Kim Omonim mengatakan Jongin telah aman bersamanya. Mungkinkah… mungkinkah dia mati juga?” isak Jessica.
Bagai disambar petir, Krystal hanya mampu mengalirkan air matanya tanpa suara. Badannya membeku. Rajutan sweater merah yang berinisial S-J luruh begitu saja. Seharusnya sweater itu dikirimnya bulan depan untuk dia, Jongin. Hadiah natal.

***
Seoul, 25 Juni 2019
tok tok tok!!
Suara pintu ruangannya diketuk. Krystal buru-buru merapihkan air mata yang tersisa, dipulaskannya compact powder tipis. “Masuk.” ujarnya.
Pintu perlahan terbuka. Tampak sekretarisnya bersama dengan seseorang dieblakangnya.
“Agasshi, ini Tuan Kim yang akan melakukan trading dengan perusahaan kita. Beliau ingin sedikit berbincang dengan anda, managing director.” ujar sekretarisnya. Krystal tersenyum.
“Terima kasih, persilahkan saja.” Setelah berkata begitu, seseorang dibelakangnya nampak bergerak maju. Namun bukannya tersenyum, Krystal justru melangkah mundur dengan wajah pucat pasi. Tangannya menggenggam jari manis kirinya, mencari kekuatan dari cincin platina berbentuk DNAnya.
Seseorang itu tampak tersenyum.
“Jongin!!!” seru Krystal kaget.
(to be continued)

FANFICTION :





THERE IS ALWAYS RAINBOW AFTER HEAVY RAIN (PART 2)


Seoul, 27 Juni 2019
Aku menatap pelangi dikejauhan yang terbiaskan sisa hujan tadi. Langit Seoul masih amat cerah, sedikit semburat jingga dan sedikit warna pink juga merah melatari pelangi itu. Pelangi dengan dominan warna biru. Aku menghela nafasku perlahan. Mataku terpejam sejenak ikut merasakan wangi hujan yang tersisa.
“Jung-ssi…” seseorang memanggilku. Perlahan aku membuka mata dan menemukan pria itu didepanku. Aku tersenyum menatapnya. Dia berdiri disana dengan gagah membawa sekuntum mawar putih. Wajahnya yang mulai tergaris kerutan disekitar matanya membuatnya terlihat manly.
“Oppa…. Gomawo.” Ujarku sambil meraih bunga pemberiannya. Dia memelukku lembut, menyapukan kecupan hangat dikeningku, membelai punggungku singkat. Lalu menggenggam tangan kiriku, dimana terletak cincin berbentuk DNA disana. Cincin yang sama dengan yang melingkar di jari manis kirinya.
“Krystalku, sebentar lagi cincin ini akan berpindah ke tangan kanan, sudah siapkah kamu?” tanyanya. Aku menatapnya, sedetik dua detik aku masih terdiam. Dia mengangkat daguku, menatap mataku.
“Jawablah, aku menunggu. Jika tidak yakin bisa mungkin semua dibatalkan. Masih banyak kesempatan kita untuk memikirkannya.” ujarnya. Aku terhenyak, Tahukah dia akan seseorang dimasa laluku yang hadir dikehidupanku?
“Minho Oppa, kenapa kau begitu? Tentu saja aku akan menikah denganmu. Ini impian kita, impian keluarga kita. Demi JJ Group dan Clan Corp semua akan tetap berlangsung.” jawabku, meyakinkannya. Lebih tepatnya meyakinkanku.
Pernikahanku dengan Choi Minho ini harus tetap berlangsung, demi merger perusahaan keluargaku, JJ Group dan perusahaannya, Clan Corp. Masa bodoh dengan masa lalu.
Dia perlahan menggeleng, “Aniya, bukan seperti itu. Aku menginginkan cinta kita yang seutuhnya. Bukan demi bisnis. Should we start to real date? not merger date? Dan ini bukan kewajiban.” tanyanya cukup tegas.
Pandanganku menerawang, perlahan aku bergerak untuk meraih lehernya, memeluknya. Membenamkan wajah dan segenap perasaanku disana. Lelaki ini, Choi Minho, seharusnya sejak lama aku sudah berhasil mencintainya.
***
…Seoul, 20 Juli 2018…
Krystal menatap sebuah undangan putih beraksen pink ditangannya. Undangan yang entah kapan dibuatnya. Namun disitu terpampang jelas fotonya dengan seseorang yang dikenalnya beberapa hari lalu. Kakaknya, Jessica mengatakan bahwa tidak ada model untuk salah satu iklan kosmetik milik perusahaan mereka. Lalu Jessica meminta Krystal untuk menjadi salah satu model. Dan Pria dalam foto itu menggunakan jas pink pucat.
Mereka hanya melakukan beberapa kali pengambilan gambar dengan tema pernikahan. tapi krystal tak menyangka kalau tujuan foto itu adalah untuk undangan ini.
image
Krystal meremas perlahan undangan itu. Membuangnya.
“Ah, lama-lama aku bisa gila hidup dikeluarga seperti ini.” ujarnya. Kakinya melangkah ke kamar mandinya, memutuskan untuk berendam dengan air hangat dan busa dengan wangi apricot.
***
…Seoul, 26 juli 2018…
Krystal menatap laki-laki yang duduk didepannya. Laki-laki yang sama yang berada dalam foto undangan pertunangannya. Lebih tepatnya lelaki ini yang akan menjadi tunangannya.
“Aku tahu, kau pasti marah karena tiba-tiba mendapatkan kenyataan bahwa besok kita akan bertunangan, padahal sedikitpun kita tidak saling mengenal. Dan hanya bertemu satu kali saat foto itu diambil.
Sama halnya denganmu, aku juga tidak tahu menahu bahwa ibuku telah mengusulkan untuk menjdohkan kita berdua. Ya, semuanya berasal dari keluargaku. Ibuku menginginkan untuk merger dengan perusahaanmu, untuk basis bisnis yang lebih kuat. Dan ayahku menyetujuinya.
Aku tidak tahu apa yang telah dilakukan ayahku untuk membujuk ayahmu. Namun demikian, aku hanya ingin membahagiakan ayah-ibuku. Karenanya, izinkan aku melamarmu secara resmi.
Jung Soojung-ssi, menikahlah denganku.”
Ujar laki-laki itu panjang lebar. Krystal menatapnya, hatinya tersentuh. Kalimat caci maki yang sudah sampai ditenggorokannya ditelannya lagi. Perlahan diulurkannya tangannya meraih sebentuk cincin kembar beda ukuran berbentuk DNA, terdapat inisial S-M disitu.
Minho tersenyum saat Krystal menyentuh cincin ditangannya. “Meskipun ini bukan dipesan olehku, tapi perlu kau ketahui akulah yang merancangnya. Dan huruf yang terukir disana ditambahkan kakakmu Jessica saat cincin itu dipesan.” Ujarnya lagi.
***
Seoul, 27 juni 2019
Sudah hampir satu tahun pertunanganku dengan Minho berlangsung, pernikahan kami akan diadakan september nanti. Tapi entah kenapa mendengar penuturannya tadi, mengingat masa lalu kami berdua. Tapi seketika, bayangan seseorang itu mengahantuinya. Pertemuan kemarin, pertemuan setelah sekian lama hilang.
***
…Seoul, 25 Juni 2019…
“Lama tidak berjumpa, Jung Soojung-ssi.” Ujar Jongin begitu Krystal menyebut namanya. Krystal sendiri sudah berdiri kaku dan pucat pasi. Tangannya meraba dan mengenggam tangan kirinya yang mengenakan cincin DNA. Krystal mencari kekuatan disana. Cincin pertunangannya. Cincin dari Minho.
Jongin bergerak maju setalah personal assistant Krystal keluar ruangan. Tatapan mata Jongin yang selalu tajam, namunada yang hilang dari wajah Jongin, senyumnya menghilang.
“Mengira aku hantu ya, Jung-ah?” tanya Jongin. Krystal menggeleng kuat namun juga mengangguk. Jongin tersenyum singkat, senyum yang tidak dikenali Krystal.
“Jongin-ah….” panggil Krystal.
“Aniya… Aku bukan lagi Jongin yang kau kenal. Aku Kai. Kai Kim. Karenanya kau tak mengenali namaku saat proposal yang kubuat masuk ke perusahaanmu. Kau menganggapku sudah mati? Sama seperti ibuku?” kata Kai.
“Aniya… Aniya…. Aku selalu berharap kau kembali, tapi kau tidak pernah kembali. Kau tidak mencariku. Aku… aku…aku tidak tahu kau ada dimana.” ujar Krystal perlahan dan luruhlah air matanya. Kai bergerak maju, namun Krystal bergerak mundur.
Melihat perilaku Krystal, Kai hanya tersenyum singkat, hanya diujung bibir. “Kudengar kau kini sudah bertunangan dan hampir menikah? Bukankah kau berjanji akan menikah denganku Jung-ah?” tanya Kai. Tatapannya makin mematikan. Krystal terdiam menatap tak percaya.
“Aku sudah tidak jelek seperti dulu. Mungkin dulu kau malu karena aku gendut, jelek dan miskin. Sekarang, aku sudah berbeda sama sekali.” lanjut Kai. Krystal makin terisak. Dia bingung harus menjawab apa. Menurutnya wajar kalau Kai marah, karena janji itu sudah dibuat lama sekali.
Kai makin bergerak maju, kini jarak mereka sudah menyempit. Tidak ada ruang lagi untuk menghindar. Perlahan Kai mendekatkan bibirnya kearah bibir Krystal.
image
Sebuah ciuman lembut didaratkan Kai dibibir Krystal.
***
Seoul, 27 Juni 2019
“Kau tau Krystal, aku hanya tak ingin saat kau memelukku seperti ini yang sebenarnya jantungmu tidak berdegub kencang. tak pernah. Jantungmu tidak pernah berdegub kencang saat memelukku. kau selalu tersenyum padaku tapi senyum yang berbeda dari fotomu dengan seseorang dimejamu.” uajr Minho pelan sambil membelai rambut panjang Krystal. Krystal membeku. Perlahan tangannya melepas pelukannya dileher Minho.
Mataku kemudian menatap mata Minho. Mencari petunjuk apapun, sedikit tanda-tanda, Namun tidak aku temukan. Perlahan Aku menitikkan air mata. Dengan sigap Minho menghapusnya.
“Jangan menangis Krystalku. Mungkin kau bingung denganku, dengan hatimu ataupun dengan Kai. Kai itu sepupuku, ibuku adalah kakak ayahnya. Selama ini dia tinggal bersama kami. Selama ini dia yang berusaha mendekatkan kita bedua. Mengatur pertunangan dan pernikahan ini.
Merancang cincin pertunangan kita. Aku berbohong untuk satu itu. Jessica nuna tidak pernah merancang apapun. Semua rancangan Kai. Dia hanya ingin kau bahagia, denganku. Tapi ternyata dia salah. Kau tak pernah bahagia denganku, kan?” pernyataan dan pertanyaan Minho yang cukup retoris. Krystal menatap nanar mata Minho.
Plak!!!
Sebuah tamparan keras dan telak mendarat dipipi kiri Minho. Minho tersenyum menatapku, perlahan meraih tangan kananku yang digunakan untuk menamparnya barusan. Aku masih tetap menangis tak berusuara.
“Namun, aku tidak pernah ingin mengalah untuk Kai. Aku tidak bisa menyerahkanmu padanya begitu saja. Aku sudah terlalu mencintaimu. Bisakah kau tetap tinggal dan memilihku?” pinta Minho.
Dengan cepat aku menarik tanganku yang digenggamnya. “Krystal… kumohon, tinggallah disampingku.” pintanya sekali lagi.
Aku menoleh, “Aku tak percaya kau akan jadi begini Oppa. Aku pikir aku bisa belajar mencintaimu karena kau mencintaiku. Tapi semua kebohongan ini. Tidak kau, tidak juga Kai. Aku muak dengan kalian berdua.” ujarku sengit.
Aku berjalan menjauh meninggalkannya. Menuju mobilku dipelataran parkir.
“Krystal-ssi….” seseorang memanggilku.
(to be continued)